Lomba Melanjutkan Cerita

LOMBA DALAM RANGKA

HARI PENDIDIKAN NASIONAL (HARDIKNAS) 2021

SD Santa Maria Pekanbaru

                       

                                                                  Lomba Melanjutkan Cerita

 

“Kisahku mampu menginspirasi orang”

Kisah inspiratif biasanya bersumber dari pengalaman nyata pribadi seseorang yang diceritakan kembali dalam bentuk prosa naratif. Pengalaman seseorang berangkat dari hasil pemikiran dan tindakan kreatif dan inovatif dalam menghadapi dan mengatasi  kendala, masalah, atau problema. Secara inovatif, kendala dijadikan penghela, masalah dijadikan ibrah, dan problem dijadikan stimulus untuk berpikir dan bertindak inovatif, kreatif, dan solutif, sehingga keberhasilannya menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang lain. Dengan kata lain, teks inspiratif mampu mengilhami pembaca untuk melakukan sesuatu yang penting dan berguna bagi dirinya dan orang lain.

Lomba ini adalah lomba melanjutkan kisah inspiratif  menurut kreativitas masing-masing peserta. Panitia akan memberikan sebuah kisah yang belum selesai ceritanya, lalu peserta bebas melanjutkan kisah yang tersebut. Kisah/cerita lanjutan boleh berdasarkan pengalaman nyata ataupun imajinasi (khayalan)

Ketentuan lomba:

a.     Peserta lomba adalah peserta didik  SD Maria Pekanbaru TP 2020-2021 (Kelas 1 – 6)

b.     Setiap peserta hanya boleh mengirimkan 1 (satu) karya terbaik

c.      Karya boleh diketik dengan font Times New Roman ukuran 12, spasi 1,5 atau tulis tangan di kertas double folio.

d.     Lanjutan cerita minimal 500 kata

e.     Karya bukan plagiarisme dan tidak mengandung unsur kekerasan, politik, pornografi,  dan SARA

f. Karya di-upload dalam bentuk pdf melalui link ini …. paling lambat 28 April 2021

g.     Keputusan dewan juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

h.     Kriteria  penilaian

1.     Cerita mengandung unsur-unsur  tokoh, karakter, latar, alur, tema, dan amanat (pesan penulis untuk pembaca)   bobot 10%

2.     Isi (Sesuai dengan awal cerita , keunikan cerita, koherensi dan kohesi) bobot 50%

Ø  Koherensi artinya antar kalimat dan paragraf saling berkaitan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh

Ø  Kohesi adalah keserasian antar kalimat/paragraf

3.     Kreatifitas dan keunikan cerita bobot 30%

4.     Penulisan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku bobot 10%

i.       Cerita

Donni adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Orang tuanya bernama Pak Teja dan Bu Neneng. Kakak Donni bernama Lia berusia 13 tahun bersekolah disalah satu SMP di kota Pekanbaru. Adiknya Mawar masih berusia 3 tahun belum bersekolah, sedangkan Donni sendiri berusia 11 tahun. Berbeda dengan kedua saudaranya yang memiliki fisik sempurna, Donni adalah anak yang sejak lahir tidak dapat mendengar apa-apa alias tuna wicara atau bisu. Karena ia tidak bisa mendengar apa-apa maka Donnipun tak bisa berbicara dengan sempurna. Ia hanya bisa berkomunikasi melalui bahasa isyarat. Saat ini Donni sedang menempuh pendidikan di SLB (Sekolah Luar Biasa) Cinta Kasih.

Pak Teja bekerja sebagai tukang jahit dan Bu Neneng hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Dulu sebelum Donni lahir Bu Neneng bekerja sebagai kasir di sebuah swalayan namun sejak kelahiran Donni Bu Neneng memutuskan untuk berhenti bekerja karena kondisi Donni saat itu butuh perhatian yang ekstra. Keluarga mereka sangat sederhana namun bahagia.

Pada usia 4 tahun dokter mengatakan kalau Donni pengidap sindrom Asperger yaitu semacam sindrom autis namun lebih dari gangguan kemunduran kognitif. Mendengar vonis dokter tersebut, saat itu Pak Teja dan Bu Neneng merasa sangat terpukul dan sedih, mereka saling menyalahkan dan bahkan seolah-olah menyalahkan Tuhan. Namun untunglah itu hanya sesaat. Setelah itu karena dukungan dari keluarga mereka pun dapat menerima kenyataan bahwa ini adalah takdir yang tak bisa dipungkiri. Mereka pun mampu mengajak anak-anak untuk tetap bersyukur dan menerima keadaan dengan hati yang lapang. Maka tak heran jika Donni merasa nyaman dan senang di rumah. Tetangga mereka pun baik-baik semua.

Keadaan berubah setelah adanya pandemi Covid-19. Setelah pandemi mendera Indonesia, sedikit demi sedikit pelanggan jahitan Pak Teja pun berkurang. Untuk menambah-nambah uang makan, Bu Neneng membuat makanan kudapan dan menitipnya di warung-warung dekat rumah. ………………..